Senin, 29 Februari 2016

Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D.

Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D.




Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D. (lahir di Bandung, Jawa Barat, 25 Juni 1970; umur 45 tahun) yang saat ini menjabat Full Professor(permanent staff) di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang dan sebagai profesor/dosen tamu di berbagai universitas, adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit. Penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi. Ia beristrikan Innes Indreswari Soekanto (seorang dosen di Institut Teknologi Bandung) dan mereka memiliki seorang anak, yaitu Johannes 'MD' Pandhito Panji Herdento, . Pada saat Josaphat Tetuko Sri Sumantyo (biasa disapa dengan Josh) dan istrinya belajar bersama di Chiba University, mereka mendirikan yayasan bernama Pandhito Panji Foundation (PPF) guna memajukan dunia penelitian, pendidikan dan seni rupa di Indonesia. Yayasan ini terdiri dari Pusat Penelitian Remote Sensing (RSRC), Pusat Penelitian Pendidikan (ERC) dan Pusat Penelitian Seni Rupa (ARC). Hasil penelitian dari ketiga pusat penelitian tersebut telah banyak disebarluaskan ke masyarakat Indonesia, dan telah dimuat di berbagai mass media dalam dan luar negeri. Khususnya hasil karya mereka di bidang remote sensing telah dinikmati oleh kalangan Universitas, Lembaga Penelitian, Pemerintah Daerah hingga militer di Indonesia dan luar negeri untuk monitoring lingkungan dan bencana. Pusat penelitian ini telah memberikan beasiswa dari tingkat SD hingga S2 di berbagai sekolah dan perguruan tinggi Indonesia. Sedangkan karya seni keluarga mereka lewat Innes Sculpture Studio banyak dapat dinikmati di berbagai kota dalam dan luar negeri, serta dikoleksi oleh berbagai orang di seluruh dunia.
Karakter atau sikap dan sifat yang dimiliki oleh seorang ilmuwan sejati
1.      Rasa ingin tahu yang tinggi
Rasa ingin tahu adalah suatu dorongan atau hasrat untuk lebih mengerti suatu hal yang sebelumnya kurang atau tidak kita ketahui. Rasa ingin tahu dapat berkembang  saat melihat diri sendiri dan lingkungan sekitar kita. Untuk dapat merangsang keingintahuan kita, kita harus tertarik terhadap sesuatu terlebih dahulu serta berpengetahuan cukup tentang hal itu. Selain itu  dapat juga diasah melalui sikap peduli terhadap lingkungan sekitar kita dengan melihat dan mengamati.
2.  Pantang menyerah
Dalam penelitian, pasti akan ada persoalan yang harus dihadapi. Nah, seorang ilmuwan tidak boleh mudah menyerah dalam mengatasi persoalan yang dihadapi selama melakukan penelitiannya. Misalnya saat menerapkan metode pertama  bahkan metode kedua gagal, maka kita harus mencoba metode lain yang lebih efisien namun tetap mengacu pada metode ilmiah yang telah ditentukan sejak awal penelitian.
3.  Mencintai kebenaran dan kejujuran
Sifat jujur dan menjaga kebenaran merupakan modal penting untuk menghasilkan ilmu pengetahuan.  Ilmuwan akan senantiasa berusaha mendapatkan data yang benar-benar bisa menjawab rasa ingin tahunya. Data yang baik adalah data yang jujur, tidak dimanipulasi baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena jika data yang digunakan tidak benar, maka penelitiannya akan berdampak buruk jika diterapkan oleh masyarakat.
4.  Berani
Seorang ilmuwan harus berani melakukan tindakan dan berani mengambil resiko dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Bayangkan keberhasilan yang akan kita raih jika penelitian yang kita lakukan berhasil dan bermanfaat bagi orang banyak, itu akan membuat kita berani untuk melakukan tindakan dalam penelitian.  Dalam penelitian, kita harus fokus terhadap apa yang kita teliti dan kadang kala menuntut kita untuk berkutat di laboratorium, menghabiskan waktu ber jam-jam di perpustakaan atau bersusah payah mengumpulkan data penelitian di tempat tertentu. Itu adalah resiko yang harus dijalani oleh seorang ilmuwan. Rasa senang justru akan timbul jika kita berani mengambil resiko tersebut. Keberhasilan selalu membutuhkan pengorbanan positif!
5.  Tekun
Ketekunan adalah kemampuan untuk terus berusaha, bahkan manakala dihadapkan pada kegagalan. Tekun dapat pula diartikan sebagai sikap sabar sekaligus teliti. Meneliti memberikan kesabaran untuk selalu mencoba setiap langkah dan memperbaiki kesalahan. Sikap teliti akan menghindarkan kita dari kesalahan yang tidak perlu. Seorang ilmuwan harus berusaha meminimalisasi kesalahan dalam segala bentuk, baik berupa kesalahan percobaan, metode ataupun kesalahan manusiawi yang tidak disengaja.
6.  Terbuka
Sikap terbuka sangat penting dimiliki oleh seorang ilmuwan. Sikap terbuka berarti harus bisa menerima setiap respon orang, menerima pendapat, kritik, saran atau koreksi terhadap proses atau hasil penelitian. Dengan kritik dan saran dari orang lain akan menghindarkan ilmuwan dari kesalahan sehingga kualitas penelitian akan selalu terjaga.
7.  Optimis
            Seorang ilmuwan harus selalu optimis atau memiliki keyakinan bahwa penelitian yang dilakukannya akan berhasil dan memberikan manfaat bagi orang lain.
8. Analitis
Sikap analitis adalah kemampuan untuk menguraikan suatu persoalan dari segala sudut pandang secara menyeluruh.  Untuk menumbuhkan sikap analitis, biasakanlah melihat sesuatu secara  mendetail dan lengkap. Dengan demikian kita akan tahu bahwa hal-hal kecil pun berperan penting. Selain itu cobalah untuk melihat setiap persoalan dari berbagai sudut pandang.
9. Mendekatkan diri pada Tuhan
Dengan mendekatkan diri kepada Tuhan, kita tidak hanya dapat menyelesaikan penelitian, selalu yakin dan bekerja keras tetapi kita juga akan mendapatkan berkah dari-Nya karena ilmu yang kita kembangkan memberikan manfaat positif bagi orang lain.

Bidang keahlian Josh adalah analisis teori hamburan gelombang mikro dan terapannya untuk microwave (radar) remote sensing, khususnya synthetic aperture radar (SAR), radar bawah tanah atau subsurface radar (VLF dan Microwave), analisis dan perancangan printed antenna untuk mobile satellite communications dan synthetic aperture radar (SAR). Ia menguasai perancangan integrasi sistem radar gelombang mikro, radar Radio Frequency (RF) system , patch antenna, microwave image signal processing dll. Ia juga merancang SAR masa depan untuk keperluan platform pesawat terbang tanpa awak (UAV) dan satellite. Saat ini ia mengembangkan pesawat tanpa awak Josaphat Laboratory Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX) series maupun microsatellite onboard Synthetic Aperture Radar (SAR) sensor. SAR sensor ini nanti digunakan untuk monitoring permukaan bumi dan planet lain untuk pengembangan keperluan ilmu pengetahuan pada masa depan. Mulai 1 April 2013 Josh juga dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho) untuk mengembangan dua microsatellite yang membawa sensor GNSS-RO dan CP-SAR ciptakaan Josh untuk melakukan observasi lapisan Ionosfer dan permukaan bumi, dimana teknologi ini di masa depan diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui fenomena-fenomena sebelum terjadinya bencana di permukaan bumi, khususnya gempa bumi, sehingga teknologi diharapkan dapat mengurangi jumlah korban akibat bencana yang terjadi di permukaan planet, khususnya bumi.